Negeriads.com

Selasa, 13 Oktober 2009

Budaya Salah Idola

BUDAYA SALAH IDOLA


“Jauhilah sikap berlebih-lebihan, karena sesungguhnya berlebih-lebihan itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu”
(H.R Imam Ahmad , At-tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Abbas r.a)

A. Sikap keliru dan konyol

Berlebihan terhadap idola atau figur tertentu dengan hanya berdasarkan pada hal-hal yang sifatnya duniawi adalah sikap keliru dan konyol. Ironisnya justru itulah realitas yang banyak terjadi dikalangan masyarakt muslim, yang lebih mengenaskan, atas nama kecintaan terhadap tokoh yang diidolakan banyak orang islam yang mengekor meski harus mengorbankan agamanya, melanggar nilai-nilai kesopanan bahkan nilai-nilai keberadaanya sebagai manusia sekalipun.

Kita banyak menyaksikan sikap”Gulluw” (berlebih-lebihan) yang dilakukan orang-orang sekarang terhadap figur yang dihormatinya dan dipujinya, tidak sebatas dalam ucapan dan visi, tetapi secara total ia hibahkan hidupnya untuk figur yang dicntainya itu.
Betapa anak-anak remaja tak peduli walau harus menunda shalat demi “menjagongi” tokoh idolanya dilayar TV. Berapa banyak anak anak-anak muda yang rela berkorban ratusan ribu rupiah, sejumlah energi, bahkan walaupun harus nyawa yang harus dipertaruhkan, mereka persiapkan hanya untuk menyaksikan konser musik yang digelar oleh tokoh yang menjadi idolanya. Padahal untuk sekedar memberikan uang lima ratus saja, saat menjumpai posko-posko penyaluran dana kemanusiaan mereka enggan dengan dalih jatah buat jajan. Merekapun merasa gerah saat harus berdiri khusuk diantara shaf-shaf dalam shalat berjama’ah, menurutnya mendatangi masjid-masjid hanya mengahbiskan energi kalau hanya untuk mengejar pahala sunnah.

Bagi para remaja mungkin saja bsa dimaklumi karena minimnya pengetahuan mereka dan gejolak darah muda yag begitu kuat, namun itu tetap saja harus diluruskan.
Hal yang juga sangat menghawatirkan budaya salah figur yang terjadi dikalangan orang-orang yang mengaku “Tahu banyak tentang agama”. Mereka begitu berlebih-lebihan dalam mengormati orang shalih. Penghormatan secara berlebih-lebihan kepada seseorang bisa berakibat fatal, yakni akan menjerumuskan pada perbuatan syirik , bahkan syirik yang pertama kali terjadi pada jaman Nabi Nuh A.S, ketika itu kaum Nabi Nuh A.S beitu berlebih-lebihan dalam hal menghormati orang-orang shlaih tersebut dikala masih hidup. Tatkala mereka wafat kekaguman itu diwujudkan dengan membuat patung-patung penghormatan ang dinisbatkan dan dinamai dengan orang-orang shalih tersebut, awalnya patung-patung tersebut hanya sebagai sarana untuk mengenang mereka, hingga ketika orang-orang yang membuat patung itutlah meninggal dan ilmu agama mulai dilupakan dilupakan orang, patung-patung itu kemudian disembah dan diiberhalakan.

Dari segi objek yang dihormati yakni orang shalih, apa yang dilakukan kaum nabi Nuh itu sudah benar, mereka tidak memfigurkan ahli maksiat seperti kebanyaka remaja masa kini, yang salah adalah sikap mereka yang berlebih-lebihan (Gulluw) dalam menghormati orang-orang shalih tersebut.

Gelagat pengulangan peristiwa bersejarah itu kini kian menghitam memayungi orang-orang disekeliling kita yang gelap hatinya. Kita mungkin sering menjumpai orang yang ektika hendak pergi keluar kota harus mengunjungi dahulu kuburan syekh fulan agr slamat diperjalanan. Yang lebih konyol lagi sebagian masyarakat kita ada yang mendatangi kuburan seorang syekh yang dianggapnya keramat untuk meminta baokah sebelum ia erangkat naik haji dengan harapan selamat diperjalanan dan menyandang haji mabrur. Padahal nabi Salallahu alaihi wasallam sendiri tidak mau ummatnya melebih-lebihkan dalam hal penghormatan kepadanyawalaupun beliau satu-satunya orang yang ma’sum. Dengan tegas Nabi Salallahu Alaihi wasallam bersabda :

“Janganlah kalian berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang nasrani telah berlebih-lebihan memuji (Isa)Putera Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah Abdullah wa Rasuluhu (Hamba Allah dan RasulNya). (H.R. Bukhori dan Muslim)

B. Sikap yang Benar

Menjadikan seseorang sebagai figur seharusnya didasar atas upaya membentuk pribadi dan meninggikan potensi dalam berbagai hal yang bias kita lihat dari tokoh yang menjadi figure kita, tentunya tidak semua yang kita lihat dari tokoh idola kita diambil mentah-mentah tanpa ada proses filtrasi, maka memfigurkan dan mencintai seseorang tertentu hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
1. Memfigurkan atas dasar cinta kepada Allah, Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda :
“Tali ikatan iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah”
(H.R. Ibnu Jarir)

2. Memfigurkan kebaikan dan kelebihan yang dimilikinyta tanpa mengagung-agungkan orangnya.

3. Memfigurkan sebatas apa yang mampu meningkatkan potensi dirinyadan menjadikanya lebih cinta dan taat kepada Allah.

4. Menghindari tindakan fanatik atau mengkulturkan orang yang pasti tetap memiliki kekurangfan dan pernah melakukan kesalahan

5. Tidak berlebih-lebihan dalam hal memfigurkan seseorang karena bias jadi setelah tahu sisi buruknya ia tidak akan menerima dan menutup mata atau mungkin malah berbalik akan memakinya dan melupakan sisi baik yang ia miliki.

Semoga kita mampu menjadi lebih baik dengan figure yang kita tiru dan kita jadikan panutan serta dijauhkan dari mengagumi orang-orang yang dapat menjauhkan kita dari Allah dan mementingkan dunia. WALLAHU A’LAM.

Mewaspadai Talbis Iblis

Mewaspadai Talbis Iblis

Talbis iblis artinya menampakkan kebatilan dalam rupa kebenaran atau menjadikanya samar-samar, iblis telah menetapkan permusuhanya semenjak masa nabi adam , yang telah bersumpah menghabiskan masa umurnya guna menyesatkan anak cucu adam.

“Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syetan, karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian. Sesungguhnya syetan itu menyuruh kalian berbuat jahat dan keji, dia mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui” ( QS : Al-Baqarah 168-169).

“Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kalian dengan kemiskinan dan menyuruh kalian berbuat jahat (kikir)” (QS : Al-Baqarah 268)

Iblis senantiasa menebar jaring-jaring di setiap penjuru, memasang umpan bagi mereka yang lalai.Ibarat serigala, iblis akan segera menerkam siapa yang berpisah dari kumpulan, iblis akan senantiasa mencari celah yang bisa dilewatinya untuk menyesatkan anak adam. Iblis menyusup kedalam diri manusia yang dimungkinkanya, tergantung pada kadar kesadaran dan kelalaian manusia, kemahiran dan kebodohan. Satu-satunya yang bisa membentengi anak adam guna menghindari tipu daya iblis adalah hati.


Hati menjadi benteng yang dikelilingi oleh pagar, dan pagar itu mempunyai beberapa pintu, sekalipun demikian masih ada celah-celah yang bisa dimasuki, penjaga celah-celah itu adalah akal dan para malaikat. Iblis dan bala tentaranya akan senantiasa mendatangi benteng itu dengan bersenjatakan hawa nafsu, pasukan penyerang ini akan selalu datang dari waktu ke waktu dan tak mungkin bisa dihentikan, sehingga peperangan terus berkecamuk antara penghuni benteng dan tentara iblis sebagai pasukan oposisi, tentara iblis berpura-pura mengelilingi benteng untuk mencari kelemahan penjaga untuk bisa melewati celah. Berarti penjaga-penjaga harus mengetahui seluruh pintu benteng dan seluruh celah-celah yang ada dibawah tanggung jawabnya, tidak boleh lengah walau sekejap, sebab musuhpun tidak pernah lengah.
Benteng itu menjadi tentara karena iman dan dzikir. Di dalam benteng itu ada cermin yang mengkilap yaitu naluri, membiaskan berbagai rupa yang terjadi, yang pertama kali dilakukan iblis disekeliling benteng adalah dengan memperbanyak asap agar tameng-tameng benteng terlihat kusam dan cermin menjadi buram, hanya kesempurnaan pikiran dan dzikirlah yang dapat membuat cermin itu tampak bersih dan bening. Selagi baju besi berupa iman tetap menempel pada tubuh anak cucu adam maka anak panah musuh tidak akan sampai ke kancah peperangan.

I. Nama anak-anak iblis
Dari Zaid bun mujahid, dia berkata,”Iblis itu mempunyai lima anak, yang masing-masing anak diberi tugas tersendiri lalu dia memberikan nama pada mereka, yaitu :

1. Tsab’r, dia adalah pembawa musibah yang diperintahkan untuk merusak, menghasut saat manusia berduka dan pengakuan-pengakuan jahiliyah lainya.

2. A’war, dia adalah pembawa zina, yang menyuruh manusia kepada zina dan dan menganggapnya bagus.

3. Miswath, dia adalah pembawa dusta, yang mendengar sesuatu lalu dia mendatangi sesorang dan mengabarinya apa yang didengarnya. Lalu orang itu menemui orang-orang seraya berkata “ aku telah melihat seseorang yang yang masih kuingat wajahnya tapi aku tidak tahu namanya, dia berkata padaku begini dan begitu”.

4. Dasim, tugasnya menyusup ke dalam diri seseorang tatkala menemui keluarganya lalu menampakkan cela mereka dimatanya sehingga membuatnya marah-marah.

5. Zaknabur, dia adalah penguasa pasar dan mengibarkan benderanya di pasar.



II. Talbis iblis terhadap ahli ibadah
Pintu terbesar yang dimasuki iblis terhadap diri manusia adalah kebodohan, iblis menyusup ke dalam diri orang-orang bodoh dengan berbagai anggapan sedang orang yang berilmu akan lebih sulit disusupi kecuali dengan cara mencuri-curi jalan. Iblis telah memperdayai ahli ibadah karena minimnya ilmu mereka, sebab mayoritas diantara mereka hanya melibatkan diri dalam urusan ibadah dan tidak mau mendalami ilmu. Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda “Seorang Ahli Ibadah yang berilmu lebih sulit digoda oleh syetan daripada seribu ahli ibadah yang bodoh”.



III. Talbis iblis dalm masalah berwudlu
Adakalnya seseorang berwudlu dalam waktu yang lama sehingga tertinggal waktu shalat atau tidak bisa shalat pada awal waktu atau tertinggal mengikuti shalat jama’ah dengan dalih mengharapkan dihapusnya kesalahan-kesalahan anggota badan saat berwudlu, sementara diluar itu dia tidak mau memperhatikan dari mana ia makan dan minum serta tidak menjaga lidah dari ghibah padahal wudlupun mengandung pesan spiritual yang harus diutamakan, saat kita membasuh kedua tangan dari kotoran secara fisik terkandung amanat untuk senantiasa menjaga kedua tangan dari perbuatan makasiat begitu seterusnya hingga terhapuslah anggota badan dan terjaga setelah memenuhi amanat spiritual wudlu.


IV. Talbis iblis dalam masalah shalat
Sebagian orang diselimuti parasaan was-was dalam urusan niat, kalaupun diantara orang-orang yang selalu merasa was-was dapat melafalkan niat secara benar ternyata bagian-bagian shalat yang lain dilakukan secara serampangan seakan-akan maksud dari shalat hanya takbir semata.
Talbis iblis ini dapat disingkup bahwa talbis itu dimaksudkan sebagai pintu masuk ke dalam ibadah. Lalu bagaimana mungklin ibadah yang bisa diibaratkan tempat tinggal ini dan perhatian hanya ditujukan untuk ke pintu masuk semata.


V. Talbis iblis dalam masalah membaca al Qur’an
Iblis memperalat segolongan manusia dalam membaca al-quran dengan cara membisikkan hatinya . Terkadang seseorang yang mengkhatamakan al-quran dalam satu malam dengan membaca cepat tanpa harus memahaminya. Padahal darinya ada pedoman hidup untuk dibaca, dipahami, diamalkan dan mengajarkanya pada yang lain dan bukan semata-mata untuk dibaca dengan mengumandangkan yang lain sehingga terlaksananya sifat sum’ah.


VI. Talbis iblis dalam puasa
Oleh agama seperti puasa yang diharamkan dan akan menjadi bencana :

1. Boleh jadi puasanya itu akan membuat badanya lemah dan berapa banyak ibadah fardhu yang terlantar atau yang terabaikan karena ibadah puasa yang hukumya sunah.

2. Puasa yang terus menerus itu yang menghilangkan yang lebih utama.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits : bahwaanya Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Puasa yang paling utama adalah puasa nabi Daud Alaihi Salam, beliau sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa (H.R. Bukhori dan Muslim)


Banyak para ahli ibdah yang berpuasa setahun penuh, dan puasa mereka seperti diketahui orang-orang. Karena itu mereka malu menampakkan diri dalam keadaan tidak berpuasa agar pamornya tidak turun, dan ini namanya riya yang tersembunyi. Tidak sedikit pula mereka yang mengatakan dirinya sedang berpuasa lalu berkata “Semenjak puluhan tahun aku berpuasa hingga hari ini”. Iblis membisikkan kepadanya “kau harus mengatakan ini agar kamu ditiru orang lain”, padahal Allah lebih mengetahui maksudnya.

VII. Talbis iblis dalam masalah haji
Banyak orang yang hendak mengerjakan ibadah haji, tapi mereka tidak memperhatikan tetangganya dan orang yang ada disekelilingnya. Iblis memperdaya orang yang hendak melaksanakan haji karena hendak menghitung jumlah hajinya. Berapa banyak orang yang pergi haji tapi mereka justru mengabaikan shalatnya. Diantara mereka ada yang ingin mendapat sebutan haji, mereka tidak menyadari bahwa dirinya dalam kesesatan dan jiwanya dipengaruhi oleh iblis yang menyesatkanya.

VIII. Talbis iblis terhadap orang yang melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar
Orang yang amar ma’ruf nahi mungkar bisa dibagi menjadi dua yaitu orang yang bodoh dan orang yang pandai. Iblis mempengaruhi kedua jenis orang yang melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dengan cara berbeda-beda. Kepada orang pandai iblis membuatnya tersanjung dan terus memuji-muji perbuatanya sehingga si pandai memiliki sifat Ujub dan berubah niatnya menjadi mencari ketenaran.
Sedangkan kepada orang yang bodoh, iblis mempermainkanya agar keliru dalam amar ma’ruf nahi mungkar, sehingga orang yang bodoh itu melarang apa yang diperbolehkan dalam ijma ulama. Iblis juga mempengaruhinya agar si bodoh berbuat kasar dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar bahkan kalau yang dilarangnya itu tidak menurut dia akan marah-marah. Ada juga orang bodoh yang mencegah kemungkaran dengan cara menyindir orang yang melakukan kemungkaran didepan umum padahal bisa jadi orang yang dia sindir itu sudah bertaubat.

Wallpaper






BAROQUE IN DA GREEN