Negeriads.com

Jumat, 11 Desember 2009

Iblis Menyerang Dimensi hati dan akal

IBLIS MENYERANG DIMENSI HATI DAN AKAL
“Nongkrong di kantin, memakan makanan ringan sambil membicarakan orang lain adalah hal yang menyenangkan, tetapi seorang muslim atau muslimah harus meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya termasuk membicarakan orang lain (Ghibah)”
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak adam, kami angkut mereka didaratan dan dilautan, kami beri mereka rizqi yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk” (Qs. Al-Israa’ :70)
A. Kelebihan pada manusia
Manusia adalah makhluk yang tersusun dari unsur roh dan tubuh.Roh adalah salah satu unsur ilahi, yaitu sesuatu yang hanya Allah sajalah yang mengetahui akan hakekat dan rahasianya, tidak ada seorangpun manusia yang mampu di dunia ini untuk mengetahuinya dan bahkan tidak diberi kesanggupan oleh Allah untuk memahaminya. Roh itu tidak terdiri dari kumpulan benda (materi) sebagaimana jasad dan benda-benda lain yang dapat kita lihat dengan panca indera kita.

Unsur roh inilah yang menyebabkan daging , tulang, darah, kulit, rambut, sel-sel dapat berkembang dan tumbuh menyebabkan tubuh kita bergerak dan berkembang. Dengan unsur roh inilah yang menyebabkan manusia dapat melihat, mendengar, merasa, berfikir, bergembira, berduka cita, mempunyai emosi dan lain-lain. Dan dengan unsur roh ini pula menjadikan manusia menjadi makhluk pemalu, bermoral, social dan bersusila, atau menjadi makhluk yang tidak tahu malu amoral, asocial, atau asusila.

Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk, diberiNya akal agar dapat berpikir mana yang baik dan buruk, mana yang dapat mendatangkan manfaat dan mana yang dapat mendatangkan mudhorot, mana yang halal dan mana yang haram. DilengkapiNya dengan nafsu agar, alat untuk mendorong gairah hidup, supaya memiliki keinginan, agar hidupnya meningkat, berprestasi dan terus maju. Akal dan nafsu adalah anugrah yang telah diberikan kepada setiap manusia, agar dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan sesuai tempatnya. Alangkah bagus dan tingginya derajat manusia.
Jika anugrah yang telah diberikan Allah SWT (yakni akal dan nafsu) disalahgunakan, tidak pada tempatnya, akal digunakan untuk merusak, menipu orang lain, berdusta, merayu, sehingga orang lain menderita karenanya. Begitu pula nafsu yang mendorong dirinya untuk berbuat jahat dan keji pada orang lain, niscaya hinalah manusia bahkan lebih hina daripada hewan ternak.

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan ke tempat yang serendah-rendahnya” (QS. At-tiin 4-5)

Allah SWT. Telah memerintahkan kepada kita agar menjadi umat yang beragama (Islam) dan agama islamlah yang memimpin akal, diarahkan keada cara berpikir yang sehat dan baik. Akal tidak boleh dipimpin oleh nafsu, tetapi akal harus dipimpin oleh agama.
Jika akal telah dipimpin agama, maka akal dapat mengendalikan hawa nafsu. Jika nafsu dibiarkan saja dia akan memerintahkan orang untuk berbuat sekehendaknya. Akal harus waspada terhadap hawa nafsu. Karena akal adalah dewan pertimbangan agung yang akan menentukan baik dan buruknya. Akal tidak akan mampu berperan jika akal tidak dipimpin agama.

Sebagian manusia ada yang baik dan ada yang buruk, sifatnya dan tabiatnya, padahal manusia sama-sama mempunyai akal dan nafsu. Orang yang baik akalnya dapat mengendalikan nafsu yang menonjol. Orang-orang yang buruk akalnya, akan selalu berbuat jahat dan mereka akan diturunkan derajatnya.

Berapa banyak tanda-tanda kekuasaan Allah yang telah diperlihatkan-Nya pada manusia diseluruh alam akibat dari perbuatan mereka yang tidak percaya kepada Allah SWT. Seperti halnya fir’aun yang hidup pada zaman nabi Musa A.S. Pada masa kejayaan Fir’aun ia menyombongkan dan menganggap dirinya sebagai tuhan. Bagi mereka yang tidak menuruti perintah fir’aun akan dibunuhnya. Maka dengan kekuasaan Allah S.W.T. yang tidak terbata, kerajaan fir’aun hancur lebur , ia mati tenggelam dilaut merah dengan sekejap. Begitu juga Qorun, seorang hartawan besar yang tidak ada bandinganya pada pada zaman nabi Musa A.S. Allah S.W.T. mengakhiri hidupnya dengan siksaan yang sangat pedih. Qorun mati terkubur didalam tanah beserta hartanya dan tidak ada seorangpun yang dapat menolongnya. Itulah gambaran manusia yang akalnya atau fikiranya dipimpin oleh nafsu.

B.Asal-muasal semua maksiat dan semua taat.

“Asal semua maksiat dan semua kelalaian, semua syahwat, karena si hamba cenderung mengikuti hawa nafsunya, sedangkan asal dari semua taat, kesadaran dan harga diri, karena si hamba tak reka (menghindari) diri dari perbuatan (godaan) hawa nafsu.”

Kesenanagan dan suka mengikuti hawa nafsu adalah pokok dari dan sifat orang-orang madzmumah (tercela), dan tidak suka mengikuti hawa nafsu adalah pokok dari sikap dan sifat orang-orang yang mahmudah (terpuji).sedangkan orang-orang yang arif selalu dengan bersungguh-sungguh meninggalkan perbuatan yang dapat merusak amal ibadah dan berjuang untuk mendapatkan keridlaan Allah SWT. Dengan cara mentaati semua hukum dan peraturanNya.

Jiwa yang diperbudak oleh hawa nafsu, adalah jiwa yang telah hilang keseimbangan, kecenderungan diperbudak oleh kesenangan maksiat, dan tidak merasakan perbuatan itu bertentangan dengan kehendak Allah SWT.

Sudah semestinya bagi seorang hamba mengetahui bagaimana hawa nafsu itu bekerja mempengaruhi diri seseorang dan kemampuan setan menggerogoti kebaikan manusia, mengarahkanya kepada perbuatan maksiat, dan begitu mudah meninggalkan amal shalih.
Orang-orang yang selalu berusaha meninggalkan maksiat senantiasa terus menerus menjauhkan diri dari perbuatan yang akan mengarahkanya ke lembah kemaksiatan. Kehendak menjauhkan diri seperti ini adalah salah satu dari perbuatan terpuji, yang akan mengangkat dirinya ke tingkat kemuliaan.

“Tidaklah aku mengatakan diriku terbebas dari kekuasaan hawa nafsu, sebab nafsu itu selalu memerintah (mengajak) manusia kepada kejahatan. Kecuali nafsu yang dirahmati oleh Tuhanku”
(Qs. Yusuf : 53)

Ayat ini cukup jelas bagi seorang hamba yang hedak mencari jalan makrifat agar menempuh jalan ta’at. Karena Allah SWT. Telah memilih jalan keta’atan ini sebagai kemuliaan anak adam. Jalan kemuliaan yang harus dilalui oleh seorang hamba akan menempatkan dirinya ke tempat sakinah, karena ia telah menemukan maqam muthmainnah, setelah nafsu amarah yang sesat dilaluinya.

Si hamba yang telah menemukan rahmat Allah SWT. Dalam renung lingkup para hamba yang mencari hidup tenang, sakinah dengan mengamalkan amalan yang berkaitan dengan maqam muthmainnah. Kesucian diri dari rohani adalah bagian dari amalan para shalihin dan arifin. Melalui rhiyadoh terus menerus dan mujahadah dalam pendekatan diri kepada Allah SWT, dengan cara melaksanakan amalan wajib dan sunnah seorang hamba akan menemukan ridha dan rahmat Allah SWT.

Seorang hamba yang menjalani tahap-tahap makrifat kepada Allah SWT. Wajib memelihara kebersihan dirinya, ketenangan hatinya, kemantapan jiwanya, dan tidak menuruti hawa nafsu. Seperti yang telah dijelaskan oleh Imam Ghazali tentang pemeliharaan seorang hamba dengan mensucikan jiwa dan ruh ibadah, memperbanyak amalan shalih dengan ilmu, amal dan ibadah. Praktek-praktek untuk mendekatkan diri ke makrifatullah, termasuk juga mempelajari ilmu yang berkaitan dengan ilmu makrifat, seperti ilmu kalam dan aqo’id, kitab tasawuf, agar menyebar hati sanubari yang mampu memberi cahaya ke dalam hati yang menimbulkan sifat ta’at sekaligus menghindari maksiat.

C.Sihir dan perdukunan adalah saran iblis untuk mengganggu manusia.

Sejak diusir dari surga lantaran menolak perintah Allah SWT. Untuk sujud kepada nabi Adam, sejak saat itu iblis laknatullah memaklumkan permusuhan abadi kepada anak cucu adam sehingga datang hari kiamat kelak. Di hadapan Allah SWT., iblis menyatakan tekad bulatnya untuk menggoda dan menyesatkan manusia sebanyak-banyaknya dengan begitu ia akan mendapatkan banyak teman di neraka kelak. Perhatikan firman Allah SWT. :

“Iblis menjawab beri tangguhlah saya sampai hari mereka dibangkitkan (hari kiamat). Allah SWT. Berfirman : sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh”. Iblis menjawab : karena engkau telah menghukum saya tersesat, saya akan benar-benar (menghalang-halang) mereka dari jalan yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka bersyukur (ta’at)”. (Qs. Al-a’rof : 14-17)

Konsukwenya dari pernyataan itu, iblis dan bala tentaranya mengerahakan segenap kekuatan untuk menggelincirkan manusia dari jalan yang lurus. Baik melalui jalan keburukan maupun jalan kebaikan. Misalnya ketika ia tidak berhasil memperalat seseorang melalui jalan keburukan, maka ia akan berbalik menggoda lewat jalan kebaikan dengan menanamkan rasa ujub,bangga,dan riya, menganggap diri paling baik dan paling bersih lantaran banyak mengerjakan sujud dan puasa. Pokoknya iblis tidak akan berputus asa dalam menggoda manusia. Diantaranya pintu yang paling menjerumuskan anak adam adalah SIHIR. Allah SWT. Berfirman :

“Hanyalah setan-setan itulah yang kafir mengerjakan sihir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada kedua malaiakat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedangkan keduanya tidak mengerjakan sesuatu kepada seoranfgpun sebelum mereka mengatakan :’sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, sebab itu janganlah kamu kafir’. Maka mereka mengajarkan dari kedua malaiakat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang suami dan istrinya. Dan mereka itu ahli sihir tidak memberi mudlarat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah SWT. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudlarat kepadanya dan tidak member manfaat. Demi sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukar avat Allah dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (Qs. Al-baqarah : 102).

Iblis dan bala terntaranya tahu persis kecenderungan manusia di satu sisi kerap tidak sabar menerima taqdir Allah SWT. Dan sisi lain ingin mendapatkan sesuatu dengan cara instan dan cepat tanpa harus bekerja keras.

Oleh karena itu, jangan terpedaya oleh tipu daya iblis serta kaki tanganya apalagi sampai menjadi pendukung, atau pembantu-pembantunya dan mempercayai sihir, mempelajarinya dan mengajkarinya. Demikian pula dating dan bertanya kepada tukang sihir atau dukun, sesungguhnya ia telah menjadi pendukung terhadap upaya iblis menyesatkan manusia. Rasulullah SAW. Bersabda : “ janganlah kalian menjadi pembantu-pembantu setan atas saudara kalian.” (HR. Bukhori)
Artinya, jangan membantu setan dalam perkara melaknat, mencelakakan dan menyakiti sesama muslim kemudian Allah SWT. Mempertegas dalam kitabNya : “sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagimu, karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golonganya supaya mereka menjadi penghuni neraka menyala-nyala. (QS. Faathir : 6)

Masih ingat Sumanto??,,yang nekad menyantap daging mayat demi mendapat kesaktian?....atau kisah pak menteri yang menggali batu tulis untuk memburu harta karun??....baik sumanto yang berpendidikan rendah atau pak mentri yang bergelar doctor professor. Ternyata melakukan ulah yang konyol itu atas wangsit atau ulah dukun alias paranormal yang menggunakan jasa iblis dan tentaranya.

Sihir dan perdukunan sangat berpengaruh bagfi manusia dan dapat menimbulakan dampak buruk yang sangata berbahaya bagi manusia, diantaranya dapat mempengaruhi ;
1. Suami untuk menceraikan istrinya,
2. Pikiran sesorang, seolah-olah dia telah melakukan sesuatu, padahal tidak,
3. Seseorang sangat tergila-gila pada orang lain atau sebaliknya,
4. Sihir dapat menipu dan menghalangi pandangan mata serta pikiran (hipnotis),
5. Sihir dapat membuat orang yang tertimpa menjadi lemah,lesu, dan kurang bergairah,
6. Menimbulkan halusinasi dan suara-suara panggilan dari alam ghaib,
7. Menimpakan penyakit pada orang lain hingga meninggal dunia,
8. Merintangi dan ,menghalangi pernikahan seseorang dengan calon pasangan hidupnya, dan lain-lain.

Hal itu menandakan betapa sihir dan perdukunan tidak pandang bulu. Kaya atau miskin, orang bodoh atau orang cendikiawan ternyata sama-sama akrab denganya. Dunia perdukunan dan paranormal memang bukan barang baru. Ia telah ada sejak zaman dulu, lantaran manusia tidak sabar menjalankan takdir dan ketentuan Allah Azza wa jalla.

“Ketika seseorang mulai tidak mempercayai Al-qur’an, firman milik sang Maha Pintar, ia akan tergugu dalam kegelapan tanpa kesadaran, terombang-ambing deras dimensi yang mengalir dan berdiri. Bacalah Alqur’an, dengan nama tuhanmu, Ialah petunjuk, dari Dzat yang mengetahui yang terang dan yang tersembunyi”.WALLAHU A’LAM BISHAWAB.

Selasa, 13 Oktober 2009

Budaya Salah Idola

BUDAYA SALAH IDOLA


“Jauhilah sikap berlebih-lebihan, karena sesungguhnya berlebih-lebihan itulah yang telah menghancurkan umat-umat sebelum kamu”
(H.R Imam Ahmad , At-tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Abbas r.a)

A. Sikap keliru dan konyol

Berlebihan terhadap idola atau figur tertentu dengan hanya berdasarkan pada hal-hal yang sifatnya duniawi adalah sikap keliru dan konyol. Ironisnya justru itulah realitas yang banyak terjadi dikalangan masyarakt muslim, yang lebih mengenaskan, atas nama kecintaan terhadap tokoh yang diidolakan banyak orang islam yang mengekor meski harus mengorbankan agamanya, melanggar nilai-nilai kesopanan bahkan nilai-nilai keberadaanya sebagai manusia sekalipun.

Kita banyak menyaksikan sikap”Gulluw” (berlebih-lebihan) yang dilakukan orang-orang sekarang terhadap figur yang dihormatinya dan dipujinya, tidak sebatas dalam ucapan dan visi, tetapi secara total ia hibahkan hidupnya untuk figur yang dicntainya itu.
Betapa anak-anak remaja tak peduli walau harus menunda shalat demi “menjagongi” tokoh idolanya dilayar TV. Berapa banyak anak anak-anak muda yang rela berkorban ratusan ribu rupiah, sejumlah energi, bahkan walaupun harus nyawa yang harus dipertaruhkan, mereka persiapkan hanya untuk menyaksikan konser musik yang digelar oleh tokoh yang menjadi idolanya. Padahal untuk sekedar memberikan uang lima ratus saja, saat menjumpai posko-posko penyaluran dana kemanusiaan mereka enggan dengan dalih jatah buat jajan. Merekapun merasa gerah saat harus berdiri khusuk diantara shaf-shaf dalam shalat berjama’ah, menurutnya mendatangi masjid-masjid hanya mengahbiskan energi kalau hanya untuk mengejar pahala sunnah.

Bagi para remaja mungkin saja bsa dimaklumi karena minimnya pengetahuan mereka dan gejolak darah muda yag begitu kuat, namun itu tetap saja harus diluruskan.
Hal yang juga sangat menghawatirkan budaya salah figur yang terjadi dikalangan orang-orang yang mengaku “Tahu banyak tentang agama”. Mereka begitu berlebih-lebihan dalam mengormati orang shalih. Penghormatan secara berlebih-lebihan kepada seseorang bisa berakibat fatal, yakni akan menjerumuskan pada perbuatan syirik , bahkan syirik yang pertama kali terjadi pada jaman Nabi Nuh A.S, ketika itu kaum Nabi Nuh A.S beitu berlebih-lebihan dalam hal menghormati orang-orang shlaih tersebut dikala masih hidup. Tatkala mereka wafat kekaguman itu diwujudkan dengan membuat patung-patung penghormatan ang dinisbatkan dan dinamai dengan orang-orang shalih tersebut, awalnya patung-patung tersebut hanya sebagai sarana untuk mengenang mereka, hingga ketika orang-orang yang membuat patung itutlah meninggal dan ilmu agama mulai dilupakan dilupakan orang, patung-patung itu kemudian disembah dan diiberhalakan.

Dari segi objek yang dihormati yakni orang shalih, apa yang dilakukan kaum nabi Nuh itu sudah benar, mereka tidak memfigurkan ahli maksiat seperti kebanyaka remaja masa kini, yang salah adalah sikap mereka yang berlebih-lebihan (Gulluw) dalam menghormati orang-orang shalih tersebut.

Gelagat pengulangan peristiwa bersejarah itu kini kian menghitam memayungi orang-orang disekeliling kita yang gelap hatinya. Kita mungkin sering menjumpai orang yang ektika hendak pergi keluar kota harus mengunjungi dahulu kuburan syekh fulan agr slamat diperjalanan. Yang lebih konyol lagi sebagian masyarakat kita ada yang mendatangi kuburan seorang syekh yang dianggapnya keramat untuk meminta baokah sebelum ia erangkat naik haji dengan harapan selamat diperjalanan dan menyandang haji mabrur. Padahal nabi Salallahu alaihi wasallam sendiri tidak mau ummatnya melebih-lebihkan dalam hal penghormatan kepadanyawalaupun beliau satu-satunya orang yang ma’sum. Dengan tegas Nabi Salallahu Alaihi wasallam bersabda :

“Janganlah kalian berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang nasrani telah berlebih-lebihan memuji (Isa)Putera Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah Abdullah wa Rasuluhu (Hamba Allah dan RasulNya). (H.R. Bukhori dan Muslim)

B. Sikap yang Benar

Menjadikan seseorang sebagai figur seharusnya didasar atas upaya membentuk pribadi dan meninggikan potensi dalam berbagai hal yang bias kita lihat dari tokoh yang menjadi figure kita, tentunya tidak semua yang kita lihat dari tokoh idola kita diambil mentah-mentah tanpa ada proses filtrasi, maka memfigurkan dan mencintai seseorang tertentu hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
1. Memfigurkan atas dasar cinta kepada Allah, Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda :
“Tali ikatan iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah”
(H.R. Ibnu Jarir)

2. Memfigurkan kebaikan dan kelebihan yang dimilikinyta tanpa mengagung-agungkan orangnya.

3. Memfigurkan sebatas apa yang mampu meningkatkan potensi dirinyadan menjadikanya lebih cinta dan taat kepada Allah.

4. Menghindari tindakan fanatik atau mengkulturkan orang yang pasti tetap memiliki kekurangfan dan pernah melakukan kesalahan

5. Tidak berlebih-lebihan dalam hal memfigurkan seseorang karena bias jadi setelah tahu sisi buruknya ia tidak akan menerima dan menutup mata atau mungkin malah berbalik akan memakinya dan melupakan sisi baik yang ia miliki.

Semoga kita mampu menjadi lebih baik dengan figure yang kita tiru dan kita jadikan panutan serta dijauhkan dari mengagumi orang-orang yang dapat menjauhkan kita dari Allah dan mementingkan dunia. WALLAHU A’LAM.

Mewaspadai Talbis Iblis

Mewaspadai Talbis Iblis

Talbis iblis artinya menampakkan kebatilan dalam rupa kebenaran atau menjadikanya samar-samar, iblis telah menetapkan permusuhanya semenjak masa nabi adam , yang telah bersumpah menghabiskan masa umurnya guna menyesatkan anak cucu adam.

“Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syetan, karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian. Sesungguhnya syetan itu menyuruh kalian berbuat jahat dan keji, dia mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui” ( QS : Al-Baqarah 168-169).

“Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kalian dengan kemiskinan dan menyuruh kalian berbuat jahat (kikir)” (QS : Al-Baqarah 268)

Iblis senantiasa menebar jaring-jaring di setiap penjuru, memasang umpan bagi mereka yang lalai.Ibarat serigala, iblis akan segera menerkam siapa yang berpisah dari kumpulan, iblis akan senantiasa mencari celah yang bisa dilewatinya untuk menyesatkan anak adam. Iblis menyusup kedalam diri manusia yang dimungkinkanya, tergantung pada kadar kesadaran dan kelalaian manusia, kemahiran dan kebodohan. Satu-satunya yang bisa membentengi anak adam guna menghindari tipu daya iblis adalah hati.


Hati menjadi benteng yang dikelilingi oleh pagar, dan pagar itu mempunyai beberapa pintu, sekalipun demikian masih ada celah-celah yang bisa dimasuki, penjaga celah-celah itu adalah akal dan para malaikat. Iblis dan bala tentaranya akan senantiasa mendatangi benteng itu dengan bersenjatakan hawa nafsu, pasukan penyerang ini akan selalu datang dari waktu ke waktu dan tak mungkin bisa dihentikan, sehingga peperangan terus berkecamuk antara penghuni benteng dan tentara iblis sebagai pasukan oposisi, tentara iblis berpura-pura mengelilingi benteng untuk mencari kelemahan penjaga untuk bisa melewati celah. Berarti penjaga-penjaga harus mengetahui seluruh pintu benteng dan seluruh celah-celah yang ada dibawah tanggung jawabnya, tidak boleh lengah walau sekejap, sebab musuhpun tidak pernah lengah.
Benteng itu menjadi tentara karena iman dan dzikir. Di dalam benteng itu ada cermin yang mengkilap yaitu naluri, membiaskan berbagai rupa yang terjadi, yang pertama kali dilakukan iblis disekeliling benteng adalah dengan memperbanyak asap agar tameng-tameng benteng terlihat kusam dan cermin menjadi buram, hanya kesempurnaan pikiran dan dzikirlah yang dapat membuat cermin itu tampak bersih dan bening. Selagi baju besi berupa iman tetap menempel pada tubuh anak cucu adam maka anak panah musuh tidak akan sampai ke kancah peperangan.

I. Nama anak-anak iblis
Dari Zaid bun mujahid, dia berkata,”Iblis itu mempunyai lima anak, yang masing-masing anak diberi tugas tersendiri lalu dia memberikan nama pada mereka, yaitu :

1. Tsab’r, dia adalah pembawa musibah yang diperintahkan untuk merusak, menghasut saat manusia berduka dan pengakuan-pengakuan jahiliyah lainya.

2. A’war, dia adalah pembawa zina, yang menyuruh manusia kepada zina dan dan menganggapnya bagus.

3. Miswath, dia adalah pembawa dusta, yang mendengar sesuatu lalu dia mendatangi sesorang dan mengabarinya apa yang didengarnya. Lalu orang itu menemui orang-orang seraya berkata “ aku telah melihat seseorang yang yang masih kuingat wajahnya tapi aku tidak tahu namanya, dia berkata padaku begini dan begitu”.

4. Dasim, tugasnya menyusup ke dalam diri seseorang tatkala menemui keluarganya lalu menampakkan cela mereka dimatanya sehingga membuatnya marah-marah.

5. Zaknabur, dia adalah penguasa pasar dan mengibarkan benderanya di pasar.



II. Talbis iblis terhadap ahli ibadah
Pintu terbesar yang dimasuki iblis terhadap diri manusia adalah kebodohan, iblis menyusup ke dalam diri orang-orang bodoh dengan berbagai anggapan sedang orang yang berilmu akan lebih sulit disusupi kecuali dengan cara mencuri-curi jalan. Iblis telah memperdayai ahli ibadah karena minimnya ilmu mereka, sebab mayoritas diantara mereka hanya melibatkan diri dalam urusan ibadah dan tidak mau mendalami ilmu. Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda “Seorang Ahli Ibadah yang berilmu lebih sulit digoda oleh syetan daripada seribu ahli ibadah yang bodoh”.



III. Talbis iblis dalm masalah berwudlu
Adakalnya seseorang berwudlu dalam waktu yang lama sehingga tertinggal waktu shalat atau tidak bisa shalat pada awal waktu atau tertinggal mengikuti shalat jama’ah dengan dalih mengharapkan dihapusnya kesalahan-kesalahan anggota badan saat berwudlu, sementara diluar itu dia tidak mau memperhatikan dari mana ia makan dan minum serta tidak menjaga lidah dari ghibah padahal wudlupun mengandung pesan spiritual yang harus diutamakan, saat kita membasuh kedua tangan dari kotoran secara fisik terkandung amanat untuk senantiasa menjaga kedua tangan dari perbuatan makasiat begitu seterusnya hingga terhapuslah anggota badan dan terjaga setelah memenuhi amanat spiritual wudlu.


IV. Talbis iblis dalam masalah shalat
Sebagian orang diselimuti parasaan was-was dalam urusan niat, kalaupun diantara orang-orang yang selalu merasa was-was dapat melafalkan niat secara benar ternyata bagian-bagian shalat yang lain dilakukan secara serampangan seakan-akan maksud dari shalat hanya takbir semata.
Talbis iblis ini dapat disingkup bahwa talbis itu dimaksudkan sebagai pintu masuk ke dalam ibadah. Lalu bagaimana mungklin ibadah yang bisa diibaratkan tempat tinggal ini dan perhatian hanya ditujukan untuk ke pintu masuk semata.


V. Talbis iblis dalam masalah membaca al Qur’an
Iblis memperalat segolongan manusia dalam membaca al-quran dengan cara membisikkan hatinya . Terkadang seseorang yang mengkhatamakan al-quran dalam satu malam dengan membaca cepat tanpa harus memahaminya. Padahal darinya ada pedoman hidup untuk dibaca, dipahami, diamalkan dan mengajarkanya pada yang lain dan bukan semata-mata untuk dibaca dengan mengumandangkan yang lain sehingga terlaksananya sifat sum’ah.


VI. Talbis iblis dalam puasa
Oleh agama seperti puasa yang diharamkan dan akan menjadi bencana :

1. Boleh jadi puasanya itu akan membuat badanya lemah dan berapa banyak ibadah fardhu yang terlantar atau yang terabaikan karena ibadah puasa yang hukumya sunah.

2. Puasa yang terus menerus itu yang menghilangkan yang lebih utama.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits : bahwaanya Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Puasa yang paling utama adalah puasa nabi Daud Alaihi Salam, beliau sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa (H.R. Bukhori dan Muslim)


Banyak para ahli ibdah yang berpuasa setahun penuh, dan puasa mereka seperti diketahui orang-orang. Karena itu mereka malu menampakkan diri dalam keadaan tidak berpuasa agar pamornya tidak turun, dan ini namanya riya yang tersembunyi. Tidak sedikit pula mereka yang mengatakan dirinya sedang berpuasa lalu berkata “Semenjak puluhan tahun aku berpuasa hingga hari ini”. Iblis membisikkan kepadanya “kau harus mengatakan ini agar kamu ditiru orang lain”, padahal Allah lebih mengetahui maksudnya.

VII. Talbis iblis dalam masalah haji
Banyak orang yang hendak mengerjakan ibadah haji, tapi mereka tidak memperhatikan tetangganya dan orang yang ada disekelilingnya. Iblis memperdaya orang yang hendak melaksanakan haji karena hendak menghitung jumlah hajinya. Berapa banyak orang yang pergi haji tapi mereka justru mengabaikan shalatnya. Diantara mereka ada yang ingin mendapat sebutan haji, mereka tidak menyadari bahwa dirinya dalam kesesatan dan jiwanya dipengaruhi oleh iblis yang menyesatkanya.

VIII. Talbis iblis terhadap orang yang melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar
Orang yang amar ma’ruf nahi mungkar bisa dibagi menjadi dua yaitu orang yang bodoh dan orang yang pandai. Iblis mempengaruhi kedua jenis orang yang melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dengan cara berbeda-beda. Kepada orang pandai iblis membuatnya tersanjung dan terus memuji-muji perbuatanya sehingga si pandai memiliki sifat Ujub dan berubah niatnya menjadi mencari ketenaran.
Sedangkan kepada orang yang bodoh, iblis mempermainkanya agar keliru dalam amar ma’ruf nahi mungkar, sehingga orang yang bodoh itu melarang apa yang diperbolehkan dalam ijma ulama. Iblis juga mempengaruhinya agar si bodoh berbuat kasar dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar bahkan kalau yang dilarangnya itu tidak menurut dia akan marah-marah. Ada juga orang bodoh yang mencegah kemungkaran dengan cara menyindir orang yang melakukan kemungkaran didepan umum padahal bisa jadi orang yang dia sindir itu sudah bertaubat.

Wallpaper






BAROQUE IN DA GREEN

Minggu, 02 Agustus 2009

Terapi dengan warna “Warisan Kedokteran Islam”

Islam mewariskan khazanah ilmu yang sangat kaya kepada peradaban modern. Berbagai macam penemuan para ilmuwan islam masih tetap berlaku dan dikembangkan hingga saat ini. Mulai dari bidang pertanian, pertambangan, kesenian, ilmu-ilmu sosial, kedokteran, hingga manajemen pelayanan pos, merupakan tindak lanjut dari warisan islam.

Dibidang kedokteran, banyak dokter muslim berhasil menciptakan metode-metode pengobatan. Mereka berhasil menemukan aneka terapi untuk menyembuhkan ragam jenis penyakit. Salah satunya adalah terapi warna atau lebih dikenal kromoterapi.

Kromoterapi merupakan metode perawatan penyakit dengan menggunakan warna-warna. Terapi ini merupakan terapi yang suportif yang dapat mendukung terapi utama. Menurut praktisi kromoterapi, penyebab beberapa penyakit dapat diketahui dari pengurangan warna-warna tertentu dari sistem dalam tubuh manusia.

Kromoterapi, kadang-kadang disebut terapi warna atau colorogi, merupakan metode obat alternatif. Dengan kata lain, seorang dokter dapat (praktisi dapat) yang terlatih dalam kromoterapi dapat menggunakan warna dan cahaya untuk menyeimbangkan energi dalam tubuh seseorang yang mengalami kekurangan baik fisik, emosi, spiritual, maupun mental. Terapi cahaya terbukti dapat meringankan penyakit depresi yang tinggi.

Ahli kromoterapi menyatakan, mereka melakukan praktek sesuai dasar ilmiah. Menurut hasil penelitian mereka, warna membawa reaksi emosional manusia. Standar metode diagnosa menggunakan “tes warna luscher” dikembangkan oleh Max Luscher (1923) pada awal 1900-an.

Saat kromoterapi dilakukan, warna dan cahaya diterapkan ke daerah-daerah tertentu pada tubuh.. warna terkait pada efek positif dan efek negative. Dalam terapi warna, warna spesifik dan jumlah warna dianggap penting dalam penyembuhan. Beberapa alat yang digunakan untyuk menerapkan warna adalah batu permata, lilin, tongkat wasiat, prisma, kain tenun, warna, dan kaca/lensa warna.

Terapeutik (pengobatan) warna dapat diadministrasikan dalam beberapa cara, tetapi sering dikombinasikan dengan hidroterapi (terapi air) dan aromaterapi (terapi aroma/wewangian) dalam upaya untuk mempertinggi efek terapeutik.

Ibnu Sina dan Kromoterapi

Menurut catatan sejarah, terapi warna diperkirakan berasal dari tradisi India kuno, yang diajarkan dalam ayurveda. Masyarakat India sudah mempraktekan terapi tersebut sejak ribuan tahun silam. Sumber sejarah lain menyebutkan, terapi ini berasal dari Cina dan Mesir kuno. Dijelaskan bahwa orang Mesir kuno telah membangun solarium, sejenis kamar, yang telah dipasangi dengan kaca jendela berwarna. Matahari akan bersinar melalui kaca dan pasien dibanjiri dengan warna.

Dalam sebuah artrikel yang ditulis Michelle Caldwel, Smallpox is the cure worse than disease?, disebutkan bahwa pada akhir abad ke-19 M, penderita penyakit cacar di Eropa dirawat diruang yang ditutup kain berwarna merah untuk menyembuhkan pasien.

Terapi serupa telah dipraktekan oleh dokter muslim pada obat ke-10 M. Tokoh islam yang memperkenalkan kromoterapi adalah Ibnu Sina (980 M-1037 M), yang dikenal oleh masyarakat barat dengan sebutan Avicenna. Kurang lebih sembilan abad sebelum masyarakat barat mengenal kromoterapi, Ibnu Sina sudah menggunakan warna sebagai salah satu sarana penting dalam mendiagnosa (mengenali) penyakit dan untuk pengobatan.

Di dalam adikaryanya yang berjudul Al-Qanun fi At-Thibb (the Canon Of medicine), Ibnu Sina mengungkapkan bahwa warna merupakan gejala yang nampak dalam penyakit. Ia juga telah berhasil mengembangkan grafik hubungan antara warna dengan suhu tubuh dan kondisi fisik tubuh.

Ibnu Sina juga melakukan klasifikasi warna dan fungsi-fungsinya dalam proses penyembuhan si sakit. Ia mengemukakan bahwa warna merah memindahkan darah, biru atau putih mendinginkan, dan kuning mengurangi rasa sakit pada otot dan radang mata.

Ibnu Sina adalah orang pertama yang membuktikan bahwa warna yang salah yang digunakan terapi dapat menyebabkan tidak adanya respons dalam penyakit yang spesifik. “Warna yang salah selama proses terapi tidak akan mendapat respons dari penyakit tertentu,” ujarnya dalam Al-Qanun fi At-Thibb.

Diceritakan oleh Samina T. Yousuf Azaemi dan S. Mohsin Raza dalam A Cricital Analysis of Chromotherapy and Its Scientific Evolution, Ibnu Sina suatu saat mengamati orang yang mimisan/hidung berdarah. Menurutnya, orang yang mimisan seharusnya tidak melihat warna merah dan tidak boleh tersorot lampu warna merah. Warna merah akan mendorong cairan sanguine (sanguineous humor).

Orang mimisan , menurut Ibnu Sina, harus melihat warna biru. Berbeda dengan warna merah, warna biru akan meringankan dan mengurangi aliran darah.

Mengenal Chakra

Di dalam tradisi India dikenal yang namanya chakra, yakni titik atau simpul energi dalam tubuh manusia. Mneurut tradisi chakra, kesehatan adalah kesatuan menjaga keseimbangan fisik dan emosi.

“Di India, sekelompok ahli pengobatan ayurvedic menjelaskan, warna yang terkait dengan tujuh chakra utama, yang menurut sistem mereka merupakan pusat rohani tubuh, yang terletak disepanjang tulang belakang,” jelas Dorothy Parker, dalam karyanya Color Decorder.

Terdapat tujuh chakra dan masing-masing terkait dengan organ tertentu dalam tubuh. Tiap chakra memiliki warna dominan, tetapi ini dapat menjadi warna yang tidak seimbang. “jika hal ini terjadi dapat menyebabkan penyakit dan percabangan fisik lainya,” kata Dorothy Parker.

Dengan memperkenalkan warna yang sesuai, penyakit ini dapat diperbaiki. Ketujuh chakra tersebut adalah, pertama, warna merah, terletak dibagian bawah tulang belakang,. Warna ini digunakan untuk merangsang tubuh dan pikiran serta meningkatkan sirkulasi.

Kedua, warna Orange, terletak didaerah panggul. Digunakan untuk menyembuhkan paru-paru dan untuk meningkatkan energi. Ketiga warna kuning, terletak pada solar kekusutan. Digunakan untuk mendorong urat dan membersihkan tubuh.

Keempat, warna hijau, terletak dijantung. Kelima, warna biru, terletak ditenggorokan. Digunakan untuk mengobati penyakit dan meringankan rasa sakit. Keenam, warna indigo, yakni dibagian rendah pada dahi. Digunakan untuk meringankan masalah kulit. Ketujuh, warna violet, terletak diatas kepala.

Meskipun kromoterapi telah dibuktikan manfaatnya oleh Ibnu Sina dan tradisi India, namun tidak membuatnya bebas dari kritik. Beberapa kritikus kromoterapi melontarkan pandangan bahwa ilmu kedokteran ini adalah palsu belaka. Mereka juga menuturkan belum ada bukti bahwa warna adalah unsur kunci dalam proses penyembuhan bagi si sakit.